Analisis Hubungan Faktor Lingkungan Fisik Terhadap Keberadaan Jumlah Nyamuk Aedes Aegypti di Kota Bandung

Aedes Agypti keberadaan nyamuk lingkungan fisik

Authors

  • obin sarwita
    binbin.sarwita@gmail.com
    padjadjaran university, Indonesia
  • Bachti Alisjahbana Program Studi Magister Epidemiologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung, Indonesia
  • Dwi Agustian Program Studi Magister Epidemiologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung, Indonesia

Downloads

Latar belakang : Penyakit dengue sampai saat ini belum dapat dikendalikan dengan baik. Transmisi virus dengue ke manusia disebabkan oleh interaksi yang kompleks dan dinamis oleh beberapa faktor diantaranya lingkungan fisik, biologi dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lingkungan fisik dengan keberadaan nyamuk Aedes aegypti penyebab penyakit dengue di Kota Bandung. Metode : Penelitian ini merupakan studi ekologi dangan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bangunan rumah di Kota Bandung. Besar sampel sebanyak 160 rumah yang terpilih dengan multistage random sampling. Data keberadaan jumlah nyamuk diperoleh dari alat perangkap nyamuk yang dipasang di 16 kelurahan. Analisis bivariat menggunakan korelasi rank spearman, uji man whitney dan kruskal walis. Analisis multivariate menggunakan regresi zero inflated poisson. Hasil : Luas ventilasi, kepadatan hunian, jumlah baju menggantung, kelembaban udara dan suhu udara tidak berkorelasi dengan jumlah nyamuk Aedes aegypti, sedangkan penampungan air positif jentik positif jentik memiliki korelasi positif dan signifikan terhadap jumlah nyamuk Aedes aegypti (p=0.017). Hasil analisis menggunakan regresi Zero Inflated Poisson, ,tidak ada variabel yang signifikan dengan nilai p>0,05 dan nilai AIC=360. Kesimpulan: Ada korelasi positif dan signifikan antara tempat penampungan air positif jentik dengan jumlah nyamuk Aedes aegypti. Analisis dengan model zero inflated poisson tepat digunakan pada penelitian ekologi dimana observasi dengan nilai nol lebih banyak ditemukan.

Â