Studi Invitro dan Insilico Efektivitas Antibakteri Kunyit Putih Terhadap Hambatan Pertumbuhan Escherichia Coli

antibakteri DNA Gyrase B kunyit putih molecular docking MurE

Authors

  • Putu Oky Ari Tania
    putuoky@uwks.ac.id
    Bagian Biomedik Penelitian Biomolekuler Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Indonesia
  • Agusniar Furkani Listyawati Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Indonesia
  • Ayly Soekanto , Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Indonesia
  • Dorta Simamora Bagian Biomedik Penelitian Biomolekuler Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Indonesia
  • Rini Purbowati Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya , Indonesia

Downloads

Latar Belakang: Escherichia coli telah diamati sebagai salah satu bakteri penyebab resistensi antibiotik. Pasien ISK di India Selatan dilaporkan menunjukkan peningkatan resistensi terhadap ciprofloxacin. Senyawa bioaktif diperlukan sebagai kandidat antibiotik untuk mengendalikan infeksi bakteri. Curcuma zedoaria atau kunyit putih sebagai antimikroba terutama terhadap E. coli. Aktivitas antibakteri pada dinding sel paling sering digunakan sebagai agen bakterisida. Enzim penting untuk biosintesis peptidoglikan pada dinding sel bakteri adalah protein muramyl ligase E (MurE) (entri PDB: 7B9E) dan Gyrase B (entri PDB: 4ZVI), berpotensi sebagai target pengikatan dengan metabolit sekunder curcumenol dan germacrone dengan in silico (molecular docking). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas ekstrak etanol kunyit putih dibandingkan antibiotik dalam menghambat pertumbuhan E. coli secara in vitro dan in silico. Metode: 5 kelompok yang digunakan, yaitu ekstrak kunyit putih konsentrasi 15%, 20% dan 25%, kelompok kontrol positif dengan pemberian ciprofloxacin dan negatif yang diberikan aquades. Metode yang digunakan adalah mengukur diameter zona hambat dan daya bunuh (jumlah koloni) E. coli dan uji in silico yang dilakukan pada software PyRx. Hasil : penelitian menunjukkan ekstrak kunyit putih konsentrasi 25% mempunyai zona hambat yang sangat kuat dengan diameter hambatan 36,2 mm, sedangkan kunyit putih tidak mempunyai daya membunuh pada konsentrasi 10, 15 dan 25%. Afinitas pengikatan terendah untuk protein MurE adalah germacrone, sedangkan untuk pengikatan DNA girase B adalah curcumenol. Kesimpulan: Kunyit putih mempunyai potensi sebagai antibakteri dan diduga ligan curcumenol dan germacrone dapat menghambat aktivitas protein MurE dan DNA Gyrase B.