Hubungan Efektivitas Pengawas Menelan Obat (PMO) dengan Keberhasilan Pengobatan Penderita TB Paru di Puskesmas Padasuka Bandung Tahun 2014
Downloads
Abstrak
Latar belakang : Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah suatu penyakit infeksi kronik yang mengenai jaringan paru yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis dan penyakit ini dapat menyebabkan kecacatan fisik dan sosial serta dapat mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi penderita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efektifitas Pengawas Menelan Obat (PMO) dengan keberhasilan pengobatan penderita TB Paru di wilayah kerja Puskemas Padasuka Bandung.
Metode : Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita TB Paru BTA (+) yang memiliki PMO dan telah menjalani pengobatan 6 bulan dengan jumlah 40 responden menggunakan Teknik Total Sampling. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskemas Padasuka Bandung Tahun 2014.
Hasil : Dari 40 responden sebagian besar yaitu 31 (77.5%) efektif dalam pengawasan menelan obat dan 26 responden (65%) berhasil (sembuh). Hasil analisa menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara efektifitas pengawas menelan obat (PMO) dengan kesembuhan penderita TB paru ( Pvalue = 0,002, nilai POR = 9,341).
Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan antara efektifitas kegiatan PMO dengan keberhasilan pengobatan penderita TB paru
Â
Abstract Background: Pulmonary TB is a chronic infectious disease affecting the lung tissue caused by Mycobacterium tuberculosis, and the disease can lead to physical disability and social development and can affect the social and economic life of the patient. This study aims to determine the relationship of the effectiveness of the Supervisory Swallowing Drugs to the successful treatment of pulmonary TB patients in the region of Puskemas Padasuka Bandung. Methods: The study was a descriptive analytic research with cross-sectional approach. The population in this study are patients with TB BTA (+) which has been undergoing treatment PMO and 6 months with the number of 40 respondents using total sampling technique. This research was conducted in the working area Puskemas Padasuka Bandung 2014. Results: Of the 40 respondents most of which 31 (77.5%) effective in monitoring dope and 26 respondents (65%) managed (cured). The analysis shows no significant correlation between the effectiveness of a treatment supporter (PMO) to cure pulmonary tuberculosis patients (pvalue = 0.002, the value of POR = 9.341).Conclusion: there is a significant correlation between the effectiveness of the PMO with the successful treatment of pulmonary tuberculosis patients.
Downloads
Soeparman. Tuberkulosis Paru. Jilid II. Depok: Balai Penerbit FKUI; 2006.
Resmiyati. Hari TB sedunia. Pemerintah Aktif Cari Penderita TB. 2011.
Aditama. Tuberkulosis :Diagnosis Terapi dan Permasalahannya. Laboratori. Jakarta; 2006.
Walley JD, Khan MA, Newell JN, Khan MH. Effectiveness of the direct observation component of DOTS for tuberculosis: Arandomised controlled trial in Pakistan. Lancet. 2001;357(9257):664–9.
Bambang Sukana, Herryanto S. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Penderita TB Paru Di Kabupaten Tangerang. e-journal litbang [Internet]. 2000; Available from: http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/jek/article/viewFile/5399/4427
Departemen Kesehehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta; 2011.
Firdaus KMZ. Pengaruh Peranan Pengawas Menelan Obat (Pmo) Terhadap Keberhasilan Pengobatan Tb Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Baki Sukoharjo [Internet]. Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2012. Available from: eprints.ums.ac.id/21949/20/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
Jumaelah N. Hubungan Kinerja Pengawas Menelan Obat Dengan Keberhasilan Pengobatan TB Paru Dengan DOTS Di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Medica Hosp. 2013;2:54–7.
Hayati D, Musa E. Hubungan kinerja Pengawas Menelan Obat Dengan Kesembuhan Tuberkulosis di UPT Puskesmas Arcamanik Kota Bandung. J Ilmu Keperawatan. 2016;4(1):10–8.
Departemen Kesehehatan RI. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta; 2014.
Sedyaningsih. Materi Kuliah Umum Pada Kongres Nasional XII Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). diselenggarakan di Hotel The Hills Bukit Tinggi Sumatera Barat; 2010.
Sutanto. Efektifitas Pengawas Menelan Obat Pada Konversi Dahak Penderita Tuberkulosis Paru, Kajian Antara Petugas Kesehatan dan Tokoh Masyarakat di Pekalongan. Universitas Gadjah Mada; 2000.