Ko-Infeksi TB-HIV terhadap Kegagalan Pengobatan Pasien Tuberkulosis Resistan Obat di Indonesia

Ko-infeksi TB-HIV Kegagalan pengobatan TB RO

Authors

  • Fitrianur Laili
    fitrianur.laili14@gmail.com
    Universitas Indonesia, Indonesia
  • Sudarto Ronoatmodjo Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok Indonesi, Indonesia
  • Farida Murtiani Sulianti Saroso Infectious Disease Hospital, Indonesia

Downloads

Latar belakang: Tuberkulosis merupakan infeksi oportunistik utama di antara orang dengan infeksi HIV. Berdasarkan data Kemenkes RI bahwa prevalensi ko-infeksi TB-HIV pada pasien Tuberkulosis Resisten Obat (TB RO) di Indonesia tahun 2021-2022 sebanyak 3,1%. Sedangkan angka kegagalan pengobatan TB RO berkisar 50–55% (target 20%) di Indonesia. Tujuan: Menganalisis ko-infeksi TB-HIV terhadap kegagalan pengobatan pasien TB RO di Indonesia. Metode: Desain studi penelitian ini menggunakan kohort retrospektif dengan data Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) tahun 2022-2023 di Indonesia dengan total sampling sebanyak 4.261 subyek. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square, uji stratifikasi dan regresi logistik berganda dengan metode backward. Hasil: Sebanyak 68,0% pasien TB RO dengan ko-infeksi TB-HIV mengalami kegagalan pengobatan di Indonesia pada tahun 2022-2023. Pasien ko-infeksi TB-HIV memiliki risiko 2,3 kali lebih besar (95% CI: 1,6 – 3,2) untuk mengalami kegagalan pengobatan TB RO dibandingkan pasien tanpa ko-infeksi TB-HIV setelah dikontrol variabel usia. Kesimpulan: Pasien ko-infeksi TB-HIV memiliki risiko lebih tinggi terhadap terjadinya kegagalan pengobatan TB RO di Indonesia.